Senja Tiba Membawa Pesan Rindu yang Terabaikan
Senja Tiba Membawa Pesan Rindu yang Terabaikan
Senja kembali datang, perlahan langit berubah warna, dari biru terang menjadi jingga yang hangat… lalu meredup. Sama seperti rindu ini, yang pernah bersinar terang, tapi kemudian redup tanpa kabar, tanpa balasan. Senja memang tak pernah salah, ia hanya hadir membawa nuansa… namun di balik keindahannya, tersimpan luka yang tak pernah benar-benar sembuh.
Entah mengapa, setiap kali senja menyapa, bayangmu selalu ikut hadir. Wajahmu, suaramu, dan tawa yang dulu begitu akrab kini hanya tinggal kenangan samar. Aku masih di sini, berdiri di tempat yang sama, menyimpan rindu yang tak tahu harus dikirim ke mana. Rindu yang tak pernah kau buka, tak pernah kau balas. Seperti surat yang tak pernah sampai, seperti pesan yang hanya dibaca tanpa ditanggapi.
Pernah aku mencoba melupakan, membuang jauh-jauh bayanganmu dari pikiranku. Tapi senja terlalu pandai menyusun ingatan. Ia tahu celah paling lemah dalam hati ini. Ia tahu kapan harus menusuk diam-diam lewat warna langit dan bisikan angin sore. Rindu ini, yang sempat kututupi dengan senyum, kembali menyeruak… dan aku hanya bisa pasrah, menatap langit yang kian gelap.
Kau tahu? Aku tak pernah meminta banyak. Hanya ingin didengar, dihargai, dan dianggap ada. Tapi sejak kapan rindu menjadi beban? Sejak kapan hadirmu menjadi sekadar nama tanpa makna? Aku terus menunggu, berharap kau akan kembali melihatku, menyadari bahwa ada hati yang masih setia menanti. Tapi harapan itu perlahan menjadi hampa, seiring langkahmu yang makin menjauh.
Kini, aku mulai mengerti… bahwa tak semua rindu harus berbalas, dan tak semua yang kita jaga akan kembali menghampiri. Ada rindu yang memang ditakdirkan untuk diam, terpendam, dan pada akhirnya terlupakan. Tapi tidak untukku. Aku masih menyimpannya, meski hanya untuk diriku sendiri. Sebab rindu ini bukan tentang menuntut, tapi tentang mengenang. Mengenangmu… yang pernah membuat hariku berwarna, walau kini kau memilih pergi tanpa alasan.
Senja kembali tiba hari ini, membawa pesan-pesan yang tak pernah sempat kusampaikan. Jika kau mendengarnya, di mana pun kau berada… ketahuilah, ada hati yang masih menyebut namamu dalam diam. Ada jiwa yang masih menunggu kabarmu, walau hanya sebaris kalimat sederhana. Aku tak butuh jawaban, tak berharap kau kembali. Cukup tahu… bahwa aku pernah berarti.
Dan jika kelak kau melihat senja yang sama, mungkin kau akan ingat… bahwa pernah ada seseorang yang menyebutmu dalam doanya, setiap senja datang menyapa.
Posting Komentar untuk "Senja Tiba Membawa Pesan Rindu yang Terabaikan"
Posting Komentar